CM?
Yes, CM as in campaign manager.
Pertama kali gue denger istilah ini adalah ketika join di timses Bara - Iki #BA1K tahun lalu. Untuk pertama kalinya gue lihat kerja di balik layar orang-orang yang melakukan kampanye. Well, it was more than just a campaign. The team was prepping Bara & Iki, literally. From the inside and the outside. Taking care of them. I was lucky to witness it first hand. Masih teringat percakapan dengan Kak Hanif waktu selesai nonton pertandingan futsal di FIB, waktu gue cerita bahwa gue gabung di timses BA1K. Kak Hanif bilang, pengalaman gabung di timses itu adalah kesempatan belajar yang sangat luas. Dan gue mengangguk-angguk setuju sama perkataan beliau. Dan gue memang belajar banyak sekali dengan melihat timses BA1K. Terimakasih ya, Kak Bara dan Iki yang ngasih kesempatan untuk gue belajar di timsesnya :")
Dan tahun ini, gue berkesempatan untuk belajar lagi. Dengan gabung di timses pemenangan untuk ketua BEM FISIP UI 2015. Kali ini berbeda....karena gue CM nya.
(penting)
Kalo dari hasil pengamatan gue nonton series House of Cards, presidential campaign itu dimulai sejak jauuuh- jauh hari dengan perencanaan yang maksimal, even years before the actual election year. Sayangnya pada realita gue di level FISIP UI, cuman seminggu aja loh! Yes, seminggu. And I was asked to join the team, literally on the very last day before the campaign week started. Gila, iya gila. Gila dari team Pemilihan Raya (Pemira) nya, gila juga dari gue yang ngeiyain waktu itu. Dengan posisinya adalah, gue tau si calon ketua (sebut saja K) hanya sebagai fellow colleague dan si calon wakil ketua (sebut saja P), bener-bener enggak kenal. Familiar sama namanya aja enggak. Maklum gue cupu di pergaulan kekampusan.
Akhirnya setelah ngobrol-ngobrol singkat, gue menanyakan motivasi and so on and so on, akhirnya gue mengiyakan. Trus ngacir pulang ngejar kereta karena harus nebeng nyokap.
Minggu depannya, dimulailah perjuangan. I worked with people I never knew before, like, literally. Tugas CM ternyata seabrek ya, walaupun ujung-ujungnya ya pasti gue delegasikan. I was a very obnoxious person during that week. Proteeees mulu sama Pemira nya, walaupun in my defense, ya memang mereka perlu diprotes. Mulai dari ngejagain bocah K dan P, prepping materials for them, dengan mempertemukan mereka sama orang-orang hebat dan sesepuh-sesepuh dunia organisasi kampus, protes-protes ke Pemira, koordinasi sama teman-teman hebat yang mau bantu dengan kampanye personal, pemetaan suara, ngawasin gerakan lawan, materi kampanye fisik seperti baliho, spanduk, dll dsb, sampe strategi kampanye di dunia maya. It was damn exciting but so. f*cking. exhausting.
K dan P. Gue gak kenal deket sama mereka, bahkan bukan gak deket lagi, gak kenal malah. And yet, gue harus dobrak perasaan-perasaan gak enak. Sejujurnya bukan ngedobrak sih, lebih ke, I don't have time to even worry about their perceptions of me. Ya sudahlah. Walaupun pencitraan yang gue harapkan gak terlalu terpenuhi akibat mereka berdua susah bener disuruh mandi (true story), tapi pada akhinya gue sangat bangga sama progres mereka selama jangka waktu tersebut. Dengan waktu tidur mereka yang kurang, trus gue gangguin melulu suruh mandi lah, suruh belajar sama tim pemateri lah, dll, dsb. Trus, gue agak terlalu fixated sama drilling, alias mereka berhadapan sama orang-orang terpilih buat 'dicecar' . Intinya sih, untuk menggali mana yang masih kurang. Drilling sesi 1, terjawab lah. kurang banget. Baik dari segi materi maupun hal-hal trivial kayak postur tubuh, kebulatan suara, sampai cara orasi. Huhu. Waktu itu sih masih ketawa-tawa, tapi dalam hati deg-degan juga. Biar gini-gini juga gue punya idealisme dikit, gue nggak mau menangin mereka kalau mereka memang belom siap. Therefore, they had to be ready to lead. And it was part of my responsibility to prep them.
Di minggu panjang itu, gue bergantung setengah mati sama orang yang namanya Kak Ghana. Dikit-dikit galau, dikit-dikit curhat minta masukan. Soalnya beliau sabar bener nanggepin gue huahaha dan semua kegalauan yang seharusnya CM gak boleh miliki. Di salah satu chat, gue ngomong
Lagian aku gak mikirin menang. Aku mikirin maksimalin semua potensi K dan P aja.
Dan Kak Ghana respon, Yah jadi gak nyari menang? Conversation end.
Lah?
Dia nanya, yakin gak sama mereka? Yakin.
Yakin gak? Yakin.
Kalo apa yang mereka bawa gak kejadian kesel gak? Kesel.
Ya udah. Cuma menang yang bisa bikin semua itu kejadian.
Darn. Agak tertabok dikit. Iya. naif banget ya gue kalo jadi CM tapi gak ngincer menang. Sejak saat itu gue jadi ambi kemenangan. WK.
Kemudian, datanglah drilling sesi 2. Kali ini gue cukup jahat, ngegabungin 5 sesepuh sekaligus untuk drilling K & P. Alhasil habislah mereka malam itu. Akhirnya karena mereka kelelahan fisik dan mental, akhirnya disudahi sesi drilling nya. Barulah abis itu gue ngobrol sama 5 panelis drilling malam itu, dan sukses jadi galau. Karena sesi drilling yang gue harapkan bisa membangun mereka, malah ada potensi bikin mereka makin down. Seharian kepikiran, sampe akhirnya meledak di siang hari di salah satu pojok Takor. Nangis mewek gak abis-abis. Cengeng ya gue.
Gue bisa bilang minggu kampanye itu salah satu minggu tergila dalam hidup gue. Minggu dimana gue kayak zombie. Trus bolot banget pula. Pernah, gue saking masih capeknya itu badan, mau naik kereta ke kampus pagi-pagi dari Duren Kalibata. Mesen tiket harian kan. Pas di kereta mikir, kenapa hari ini rasanya kata-kata 'Universitas Indonesia' belom gue sebut ya? Setelah gue inget-inget, gue mesen tiketnya ke Tebet rupanya. Dodol berat. Pantesan tiketnya cuma 2000. Setelah panik-panik lucu akhirnya cuma angus aja tiket jaminannya. Trus penampilan gue ga ada keurusnya sama sekali. Nyisir ngaca secukupnya aja. Kebanting banget sama CM tim sebelah yang cantik dan segar hahaha. Mana ngampus sering pake sendal jepit aja. Tidur di kampus melulu sampe salah nyebut ruang BPM jadi "kamar". Materi kuliah masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Makan seingetnya aja, terharu hampir mau nangis waktu dibeliin tahu jeletot sama Chika dan Icha pas debat kandidat. Kepikiran mulu bakal menang apa enggak. Ah.
Tapi semua kelelahan itu terbayar dan gak sia-sia. Gue bener-bener belajar banyak dan dapet pengalaman yang gak mungkin tergantikan. Pelajaran berharga banget. Sekaligus bikin takut sama dunia perpolitikan.
Sebenernya banyak yang mau diceritain, tapi karena udah lama jadi lupa huft.
Buat K&P, semangat menjalani masa satu tahun kepengurusannya yaa!